Kamis, 19 September 2013

A Moment to Remember


rex : 

if we live together.. can we die together, too? you come, and go alone.
that's a life. -A moment to remember

Be mine forever. in my life, my death. I don't wanna be alone

Aku mau bersamamu..

Sabtu, 14 September 2013

Hari Kita

Adalah malam, yang terus menenggelapkan cahaya. Adalah rembulan, yang tuluskan biasnya, menyentuh wajah riak ombak samudra. Adalah gemintang, yang hiasi pekat langit itu dengan ceria kerlipnya. Adalah kamu, yang kecupkan namaku dalam rapal sucimu. Adalah aku, yang menarik lengkung meski rembi membayang pada wajah tirusku.

Adalah pagi, yang cerahkan harapan meski tak jarang mendung mendulang serapah di tiap lipatan awal hari itu. Adalah mentari, yang tak pernah terlambat masuki makhlk hidup yang bernyawa. Adalah kamu, yang menenteng beban dipundakmu, sembari menyimpul senyum. Adalah aku, yang memutar secawan kopi arabika untukmu.

Adalah siang, yang terus bekerja hasilkan terik, meski tak selalu. Sebab, pada putarannyam hujan sering mengguyurkan sejuk akibat dosa umat yang terlampau anyir. Adalah matahari di ubun-ubun, didihkan emosi. Adalah kamu, yang bersimbah peluh di ruangan ber-AC. Adalah aku, yang terus duduk di bangku dengan tatap pada proyektor. Sebab, dosenku sangat ingin diperhatikan.

Adalah senja, yang malu-malu antarkan rindumu dengan gaun jingganya. Adalah matahari, yang hendak pamit untuk tidur. Adalah kamu, yang bawakan setangkup mutiara asin di tubuhmu. Adalah aku, yang ucapkan selamat datang.

Penggalan abjad itu adalah hari yang kita lewati bersama mereka. Aku kamu dan tentunya aku beserta perhiasan jagad.

Rabu, 21 Agustus 2013

Senja Kemarin

Senja kemarin langit biru menawan. Awan-awan memancarkan cahaya keemasan dari mentari yang siap lindap berganti malam.

Aku duduk dibangku pertama kita bertemu, pertama kita saling menyebut nama dan hati memilih untuk jatuh cinta.

Kenangan..entah bagaimana deras bertandang. Seperti melihat siaran ulang. Melihat lagi senyummu, tawamu, obrolan kita yang sedikit, dan gelakmu bersama teman-temanmu.

Tapi senja kemarin aku sendiri. Tanpa kamu, hanya (lagi-lagi) rasa tanpa raga. Aku merindukanmu, aku dihajar kenangan yang bertubi-tubi membanjiri.

Bolehkah waktu diulangi? Aku ingin berbicara lebih banyak, memelukmu dengan hangat, atau setidaknya menambah koleksi foto berdua denganmu, hingga penyesalan tak begitu menyiksaku.

Senja kemarin..langit indah menambah gundah.


Minggu, 18 Agustus 2013

Selamat Siang dari Bumi Yogyakarta Menyapa

Portal yang sedang menghubungkan kita begitu dekat.
Berlapis-lapis jaringan yang tidak kentara selalu dan kadang mengacaukan atau bahkan memberikan kita ruang untuk berbicara.
Rindu-Rindu berkecamuk, masih  riang dan semangat di keritingnya otakku.
Feromon yang tidak tercium dari hidung, namun ada waspada yang menyelinap di sela-sela bulu hidung untuk menantinya.

Aku tak pernah berlari ke bawah atap, karena kamarku ada di lantai dua.
Semuanya sudah indah dari balkon.
Mungkin, aku hanya memandang berlebihan pada langit ketika menelusuri seberapa jauh kita, namun tetap dapat memandang bulan berumur hampir lima belas hari dari dengan waktu yang bersamaan, jarak yang berbeda dan kursi yang tak sama.



Senin, 12 Agustus 2013

Monolog Malam

Masih belum terbuai mimpi, malam ini entah mengapa mata terasa berat, pikiranku dipenuhi seluruh kamu.
Mengapa kamu? Aku juga tak tahu.
Yang ku tahu hanya aku dan kamu telah menjadi kita, harusnya itu adalah alasan untuk bahagia.

Aku selalu tersenyum menatap gambarmu di layar ponselku, sesekali mengingat waktu saat aku masih berharap bisa memilikimu.
Sampai sekarang aku tak penah  berhenti bersyukur memiliki kamu, walau jauh.

Jarak memang tidak pernah sopan !
Dia memisahkan, menyuruh kita berjuang lebih keras dalam mempertahankan hubungan...
Aku ingin sesegera mungkin bertemu, dan saat itu jarakpun pasti akan tertunduk malu.

Waktu berjalan sangat cepat ketika kita bersama.
Menahan rindunya harus berhari-hari... Bahkan berbulan-bulan... Mungkin bertahun-tahun...
Untungnya setiap momen kuingat sampai detik ini.

Aku tak bisa mengutarakan rasa bersamamu kutemukan rasa nyaman.
Tak ada yang lebih indah melebihi terbangun dari tidur dan mendapat sapaan darimu.
Aku akan selalu suka pagi itu.

Tak peduli kemana atau dimana, bahkan dengan siapa.
Kau adalah definisi kebahagiaan.
Walau pada akhirnya kita harus kembali patuh pada jarak.

"selamat tidur, sayang"
Sebuah kalimat sederhana yang lumrah diucapkan seorang pasangan. 
Tapi semenjak ada kamu, tanpa kata-kata itu malamku terasa kekurangan.

Hubungan ini memang tak selalu manis.
Kita bertengkar bukan sekali dua kali, aku mengesalkanmu berulang kali.
Tapi kita tahu, kita tak mau kehilangan.
Kita punya cara masing-masing dalam menunjukkan perasaan.

Denganmu, aku belajar membaca sifat turunan adam.
Mencoba mengerti dan menahan emosi.
Darimu, aku belajar banyak.
Cara berfikir lebih dewasa dan menerima apa adanya.

Pernah berharap kamu berubah, tapi mungkin kamu memang tak bisa diubah.
Pernah berharap kamu lebih peka, tapi kamu hanya memalingkan muka.
Sekarang aku hanya beharap satu hal, kamu selalu setia.

"Sleep tight, because I love you tonight. No need wonder about morning, because I'll still be loving you too"

Sabtu, 10 Agustus 2013

Menikmati Menunggu

Pernahkah membayangkan apa nikmatnya menunggu? kata orang, menunggu itu membosankan bukan?

Tapi tidak dengan menunggumu.
sesekali aku mengeluh, sesekali aku merasa kalah dihajar rindu. Wajarkan sayang? Sebab bibir yang selalu menyungging senyum itu selalu ingin ku balas dengan senyumku. Juga matamu..aku ingin menatap lekat-lekat, aku ingin tau bagaimana matamu itu bisa menjadi ibu dari anak puisiku. Dan sering kali aku berdelusi menikmati jingga di kala senja, dengan tanganmu yang merengkuh erat, lalu angin membisikka kata cinta kepada semesta.

Tapi aku menikmati..
Menikmati saat menunggu sapamu, lalu kuhabiskan dengan membaca buku yang kau kirim untukku. Atau menikamti saat aku dihajar rindu lalu menuliskannya dalam blog-ku. Aku menikmati cemburu, saat kau lakukan hal-hal seru tanpa aku. Dengan cemburu, aku menyadari aku semakin dalam mencintaimu setiap hari dan menyebut namanu dalam syafaatku, rasanya dengan itu aku mampu memilikimu.

Jadi...berhentilah mengkhawatirkanku. Denyut nadiku masih kamu, rima sajakku masih kamu.. Aku tetap menunggu sampai waktu yang aku sendiri tak tahu. Mungkin sampai kau memilih berlalu atau kau punya senja lain yang lebih sempurna disana. Bila bukan karena itu, ijinkan aku tetap menunggumu..


Sabtu, 03 Agustus 2013

Awal Bulan ini..

Juli berganti, agustus dihadapan...
Waktu cepat berlalu, mungkin terkaku klise, tapi memang sungguh cepat berganti.

Apa yang kunanti...apa yang kucari.
Sudah menjelma nyatakah mimpi-mimpi.
Atau ternyata mimpi hanya menjadi bunga tidur penghibur hati.

Matahari terbit dan lindap setiap hari, usia bertambah, menanti uban, dan kerut pemberian sang waktu.
Apa yang kudapati, sudahkah kusyukuri?

Kekhawatiran silih berganti.
Masa depan yang tak pasti, mimpi yang dipatahkan pagi, keinginan yang tak mampu terbeli.

Semoga bijaksana bertambah lagi.
Semoga selalu kusyukuri setiap apa yang terjadi.
Karena sungguh bahagia adalah yang tak khawatir akan masa depannya.



Selasa, 30 Juli 2013

Gara - Gara Kamu

Kamu. Kamu itu beda. Kamu itu jahat. Kamu itu annoying. Kamu itu nyebelin. Tapi aku suka. Dan kamu tahu? Gara-gara kamu, aku ngrasain hal-hal yang belum aku rasain sebelumnya. Aku pernah ngrasain hati ini hancur seperti batu bata yang dipukul palu dengan begitu mudahnya. Aku pernah ngrasain sedih yang mendalam, sampai air matapun tak sanggup untuk menetes. Aku pernah ngrasain sakit hati yang bener-bener sakit. Sampai tulang yang begitu keraspun pelan-pelan remuk. Lelah. Sakit banget. Waktu itu muak banget sama kamu. Capek banget sama kamu. Rasanya udah males idup. Itu semua aku rasain karena satu alasan. Ya, karena kamu.

Kamu tahu? Kamu bikin aku jadi beda. Dari mulai aku ngejalanin hidup, cara aku memandang suatu masalah, cara aku berfikir, semuanya. Kamu bikin banyak perubahan dalam hidupku. Kamu juga bikin aku sayang sama kamu. Aku benci karena aku susah melupakanmu. Aku benci karena kamu terlalu lama di pikiranku.

Aku benci, tapi aku rindu. Aku rindu rasanya sayang sama kamu. Aku rindu rasanya punya kamu. Dan...kadang aku rindu rasanya dijahatin sama kamu.

Aku cinta malam, karena malam selalu memaksaku untuk mengingatmu. Aku suka dipaksa untuk inget sama kamu. Aku masih inget rasanya dibuat seneng. Aku masih inget rasanya dibikin senyum. Bahkan rasanya disakitin kamu juga aku masih inget. 

Banyak hal yang bikin kamu beda. Makasih. Rasanya, kamu bikin hidup aku makin hidup. Makasih lagi. Kamu berkesan :)

#Remembering on the bench behind the school

Senin, 29 Juli 2013

Curhat Siang

Setiap orang pasti pernah jatuh cinta. Entah sekarang, entah nanti. Tapi setiap orang pasti juga pernah jatuh karena cinta. Ya, namanya jatuh pasti sakit. Mungkin ada sebagian dari mereka yang kuat, atau karena tidak terlalu dalam mengenal cinta bisa bangkit dan pulih dari luka lama. Tapi ada juga orang yang masih terbelenggu oleh jerat masa lalu. Termasuk aku.

Mungkin bodoh kata mereka jika aku mensia-siakan waktu selama ini. Bodoh karena melawan arus yang begitu deras. Bodoh menjadi orang yang ingin bilang "out of mainstream". Tapi, inilah aku. Masih berjalan dibawah bayang-bayangnya. Kadang, jika otak sudah kembali sadar pada realita, rasanya hati ini ingin dikunci untuk sementara. Dikubur dalam tanah bersamanya, dekat dengan inti bumi agar tidak kembali muncul perasaan-perasaan itu. Rindu dan bimbang. Entahlah... Semua sudah terjadi dalam 5 setengah tahun ini. 

Awalnya memang indah untuk dikenang. Pertama kali jatuh cinta, cinta pada orang yang mencintai kita. Memang benar kata mereka. Cinta itu selalu indah. tapi, mereka tidak pernah menjelaskan apa jadinya jika cinta itu seperti kembang api. Hanya indah di momen tertentu dan akhirnya pun redup tanpa bersisa. Hanya memunculkan cahaya yang terang sekejap tapi gelap untuk selamanya. Ya, begitulah cinta yang tergambar di logika ini. 

Kamu tahu sampai kapan kita harus berjalan? Menatap semua dengan kuat, tegar, dan berani? Menutup semua bagian jiwa kita yang sebenarnya ingin berteriak untuk berhenti tapi terserat arus pasangnya hidup yang terus berlari tak tahu kemana. Berjalan diantara milyaran manusia yang berebut untuk mendapat perhatian dan kesempatan.


Sabtu, 27 Juli 2013

Ceritaku kepada Malam

Kepada malam yang tak bersuara, aku sematkan ceritaku untuk kemudian kamu lihat.
Ini agar kamu tahu.
Disini aku berdiam diri bukan karena aku alpa dari usahaku menemuimu.
Disini aku tak bergeming bukan karena aku mulai mengabaikanmu dari kisahku.
Disini aku.
Ditempatku.
Dengan penuh pengharapan.
Mulai merindukan kehadiranmu.
Dimalam yang tak bersuara, ku titipkan tiap do'aku.
Untuk ku. Untuk mu.
Untuk kita.
Agar segera dipertemukan.
Tak perlu aku uraikan.
Kamu pasti tau dimana aku ingin kita bertemu.


Jumat, 26 Juli 2013

Kematian #2

Bahasan tentang kematian memang tak usang untuk dibicarakan. Tak akan habis diceritakan semalam.Tentang seklumit kisah para saudara kita yang telah lebih dulu menempuhnya. Khusnul khotimah-kah atau suulkhotimah-kah.
Kita hanya dapat melihat pertanda yang diberikan, juga caranya. Tapi semua itu hanya Allah yang tahu, bagaimana kita sebagai makhluk disisi-Nya. Karena hanya Ia yang benar-benar tahu siapa diri kita. Bauk buruknya.

Kabar kematian setengah tahun silam, tentang seseorang yang akhir-akhir itu banyak momen yang kuhabiskan dengannya. Sangat berkesan.

Kabar itu mungkin sangat mengejutkan bagi siapapun, lain hal-nya denganku. Akulah yang melihat proses kematian itu secara langsung dan tidak langsung. Menakjubkan memang, tapi menyanyat hati. Itu kali pertama aku melihatnya. Ya, kematian. Kita tak pernah tahu kapan dan cara bagaimana kita kembali padaNya.

Selalu mengharu biru ketika mendengar kabar ini, yang diingat adalah bagaimana mereka dahulu. Sama halnya ketika kabar kematian itu datang atas nama kita, orang lainpun pasti mengingat bagaimana kita dahulu. 
Kebaikan atau keburukan yang mereka ingat. Selalu momen ini mengingatkan, untuk memberikan yang terbaik pada sekitar. No more bad mood day yang membuat wajah ditekuk sedemikian rupa, no more bad mood day yang membuat kata-kata yang keluar semaunya. Tak ada lagi semua hal yang menyakiti orang lain. Minimalkan seminimal mungkin.

Kala kematian atas namaku datang, kuharap engkau semua, yang mengenalku, yang pernah tak sengaja kusakiti, semuanya, kuharap kau memaafkan semua kesalahanku. Melapangkan dada atas segala khilafku, karena luka yang tak sengaja ataupun sengaja kau berikan sudah kumaafkan dan kucoba hapus sesegera mungkin. 

Semoga kita kelak mendapat sepetak lahan di surga-Nya, bahkan kembali dipertemukan disana, sahabat :)

Minggu, 21 Juli 2013

Biru Langit

Semburat awan menggantung pada langit yang terlihat tinggi.
Sebagian tipis, sebagian menggumpal dengan indah.
Dilukis Tuhanku pada birunya langit siang ini.

Pernahkah kau coba untuk menatap langit siang?
Saat matahari benar-benar terik dan langit begitu biru.
Apakah selama ini kau terus menghindar dari terik itu sembari mengutukinya?
Kau telah bersalah, kawan
Kau telah mengabaikan lukisan yang indah, yang tak bisa dikalahkan bahkan oleh malam.

Jangan selalu melihat pada tanah kering yang retak dibawah kakimu.
Bukan salahnya kalau ia tak bisa memantulkan birunya langit diatasnya.

Langit siang, langit yang terlupakan.
Ia indah, namun sedikit yang sadar.
Ia menakjubkan, namun banyak yang mengutukinya.
Berharap ia cepat berlalu.
Jahat, bukan salahnya kalau matahri mencintainya.
Mengapa kau membencinya?


Selasa, 16 Juli 2013

Kamu


Nyawamu adalah hidup dan masa depanmu.
Nyawaku adalah simbol cinta dan pengorbananku.
Jika kau butuh kaki, kau akan berjalan diatas kedua kakiku.
Jika kau butuh ginjal, akan kulepaskan ginjalku untukmu.
Jika kau butuh mata, kau akan melihat dunia dengan kedua mataku.
Jika kau butuh darah, akan kubiarkan darahku mengalir ditubuhmu.
Jika kau butuh hati, kau akan meraskan suka-duka kehidupanmu melalui hatiku.
Jika kau butuh jantung, akan kubiarkan detak jantungku berdegup sepanjang waktu di dada kirimu.
Bahkan, jika isi kepalaku sanggup menyembuhkanmu, kau akan berpikir dan mengejar mimpimu dengan otakku.
Tapi, Tuhan lebih mempercayaimu daripada aku hingga lebih memilihmu untuk menyelami ujian-Nya.
Tapi, Tuhan lebih mencintaimu daripada aku, hingga tak izinkan aku menukar tempatmu disisi-Nya.
Jika nyawaku mampu memulihkanmu, kau akan hidup untukku.
Dan bernafaslah untuk bahagiaku.

Minggu, 14 Juli 2013

Siangmu dan Malamku

Kau suka langit dikala siang, aku suka langit dikala malam
Kau suka langit cerah dan biru, aku suka langit bertabur bintang
Kau terobsesi pada matahari, aku bercengkrama dengan bulan

Cahayamu sangat terang, cahayaku sayup dan redup
Awanmu putih bersih, awanku kelam
Tak sadarkah kau bahwa perbedaan kita terlalu besar?

Semua ini sudah cukup menjadi jawaban
Kau makhluk yang suci, aku tidak tega mengotori
Harapanmu yang selalu disinari matahari, tak akan terkabul jika kau memohon pada bulan

Bersabarlah, walau bukan aku, kau akan temukan kebahagiaan.
Berhentilan mencari sosokku yang tenggelam dalam malam
Kau tak akan menemukanku meskipun keu mencariku dengan cahaya terang

Untuk kau, teruslah melanagkah. Jangan menoleh ke belakang, karena aku hanya bagian dari makhluk buruk rupa yang hidup di kala malam
Untuk kau, teruslah hidup di kala siang, karena malam terlalu gelap untukmu
Sejatimu adalah siangmu, bukan malamku.




Minggu, 07 Juli 2013

Ratusan Pagi

Apakah mencintaimu harus sesulit ini?
Pada segala pagi, kau tebar mimpi pada setiap ingatan hari tentang kita yang saling jatuh cinta.
Pada segala pagi pula, kita saling berteriak lantang untuk menyelamatkan ego dan harga diri kita yang kelewat berharga.

Ini pagi yang kesekian ratus kita berusaha melupakan.
Kamu berhasil, dan aku menyerah.

Mungkin seharusnya aku berhenti menjadi bodoh dengan menggantungkan harapan kepada segala imaji yang diterbangkan memoar pada secarik kertas putih.
Mungkin pula seharusnya aku berhenti mencintai sosok yang kau bunuh pelan-pelan dan kau cabik dengan pisau waktumu.

Tunggu,
Aku bukan sedang bodoh,
Aku hanya sedang mencintaimu..

Rabu, 03 Juli 2013

Pagi Hari di Suatu Hari yang Akan Mati

Kumohon jangan datang lagi disetiap pagi yang menyala. Mereka sudah memasang tipu daya sejak sebelum kau datang. Kedatanganmu, meereka tahu benar pastinya. Aku sudah sering memperingatkanmu. Kenapa begitu sulut bagimu untuk memahaminya.

Hentikan sampai disini. Tak usah ada perbincangan-perbincangan lagi di pagi hari. Aku lebih merelakan itu daripada tak melihatmu lagi sama sekali. Tapi kau masih singgah di dahan yang sama. Bernyanyi lagu pagi dan tak berhenti membuatku terpesona.

Entah sudah berapa banyak temanmu yang tertawan. Mereka menyandra kebebasan kemudian ditukar dengan uang. Kini, hanya tinggal bebrapa dalam populasimu? Apa itu cukup untuk bertahan sampai pada masa tak ada lagi keserakahan?

Atau, begini saja. Burung kecil, datanglah diam-diam tepat saat bunga portulaca pertama mekar. Sebelum itu, aku sudah ada di bali jendela, menunggumu membawa kabar gembira. Dan menari saja tanpa perlu melantunkan suara. Melompatlah dari dahan yang rendah lalu tinggi, berulang-ulang. Kita nyanyikan lagu dalam bisu. Mungkin itu bisa mengelabuhi mereka, yang sering mengelabuhimu.

Tapi pagi seperti apa yang indah tanpa kicaumu?

Itu bukan pagi. Itu mati, katamu.


Selasa, 02 Juli 2013

Embun = Kamu

Sadarkah engkau bagai embun pagi
Sejukkan mataku, engkau adalah resah gelisahku

Sepotong bait lagu itu mengingatkanku akan sebuah pagi. Datang dengan senyum kebahagiaan, serasa semua menjadi tenang, saat aku bisa melihat senyummu lagi. Dan akupun tersenyum, teringat senyum yang belum kutemukan lagi sampai saat ini.

Mungkin kan ketika aku mengutarakan rasa itu, mungkin rasa itu hilang entah kemana, mungkin juga basi karena tak pernah dihangatkan kembali. Sudahlah, jangan menyerah pada keadaan ini. Embun itu akan selalu datang meski ada juga yang tak ingin dia datang. Karena embun pagi selalu memberi kesejukan bagi setiap orang. Siapapun dia, tak terkecuali bagi orang yang telah bersalah padamu. Pada siang pun embun tetap berarti, namun ada mentari dan embunpun kembali pada pucuk dedaunan hijau yang menanti. Dan ketika esok hari pagi kembali, pagi dan embun akan bersama lagi menyambut datangnya hari.

Pesona. Andai ada kata yang memiliki makna lebih dalam dan luas untuk menggambarkan dirimu, pasti akan kupilih kata itu. Aku ingin mengagumimu, dengan sederhana saat aku menjadikanmu istimewa lewat hati bukan sentuhan. 

Salam embun, buat kamu :)


Senin, 01 Juli 2013

Kamu dalam Secangkir Kopi

Apa yang kita pikirkan pertama kali saa kita bangun tidur konon adalah apa yang akan selalu ada di pikiran kita sepanjang hari ini.

Ada gaduh dikepalaku pagi ini, semua berlomba-lomba memikirkanmu. Dalam dentum-dentum halus dengan gerakan-gerakn lambat seperti adegan di film memutar kembali frame gambaranmu.
Saat pagiku mulai menjelma dalam secangkir kopi dan lembaran tulisan yang malas kubaca, kau masih bertengger dengan leluasa.
Tak ada yang memaksamu tinggal disana, tapi aku juga tak ingin kau mengendap.
Kau bukan ampas kopi yang kuminum ini, kau sebaiknya masuk menyerap dalam setiap sel tubuhku.

Saat pagi mulai beranjak dan matahari yang malu-malu bersaing dengan mendung, aku tahu kau tak juga mau pergi. 
Atau sebenarnya aku yang tak ingin kau pergi?
Ah, sudahlah. Aku tak ingin berdebat siapa yang benar disini. Aku cuma gagal menyingkirkanmu, aku tak punya daya.


Rabu, 26 Juni 2013

Morning : Everything Happens for a Reason

Tidak akan menjadi pagi tanpa melewati satu frasa yang kita sebut gulita. Seperti itu rasa, tidak akan menjadi bahagiatanpa melalui satu frasa yang kita sebut luka, tidak akan menjadi biasa, tanpa melewati satu frasa yang kadang mau tak mau mengakuinya, putus asa.

Selamat pagi,
Untukmu yang memiliki banyak ruang dalam hati saat ini. Karena ditinggalkan, karena dijauhkan, karena setiap siklus merasai perlahan-lahan dipaksa berhenti. Terbunuh oleh suatu senyawa yang tidak boleh berakhir benci. Selamat pagi.

Tidak ada sama sekali tidak beralasan. Tidak pernah. Dipertemukan, kemudian dijauhkan, lalu dipertemukan dengan sesuatu yang bertitel barupun memiliki alasan tersendiri yang terkadan kita, aku, dan kamu tak benar-benar tahu.

Tak perlu terburu-buru. Beberapa waktu, plihan terbaik sejatinya adalah kita tidak harus tahu akan alasan itu. Seperti pai yang tidak pernah tahu, dan tidak pernah mau tahu mengapa ia ada hanya pukul lima hingga sepuluh lewat lima.

Tak perlu tergesa-geas. Untuk mempersatukan hati yang mungkin telah dipatahkan bekali-kali, lalu membuatnya rekat disana sini. Percaya saja setiap pagi akan menyembuhkannya atau setidaknya membantu agar ia sembuh dengan sendirinya. 

Sesederhana itu, 
Biarkan saja. Biarkan semua mengalir karena beralasan, sekalipun kita, aku, dan kamu tak pernah sungguh-sungguh tahu itu.

Selamat pagi, kamu yang pernah merasai, sekaligus pergi karena suatu alasan.

Selasa, 25 Juni 2013

Setiap Waktuku..

selamat pagi... kamu masih menduduki posisi atas dalam hal sosok yang kuingat ketika ku bangun dari tidurku. sama seperti sosok yang kuingat sebelum ku tidur.

selamat siang... lagi kamu menari-nari dipikiranku disela tumpukan soal-soal perguruan tinggi yang memuakkan. di dalam kepala ini seperti ada mesin yang dapat memutar kembali semua ucapanmu yang membuatku menarik sneyum tipis di balik tumpukan soal itu.

selamat sore... ya, kamu masih menyita pikiranku. aku heran kenapa kamu bisa menduduki separuh waktu di otakku. entahlah.

selamat malam... ini sudah malam, tetap saja kau menggangguku. baiklah, ayo kita bertemu. temui aku di tempat biasa, di ujung mimpi malam kita.

Kamis, 20 Juni 2013

Awan Gelap

awan gelap, banyak orang yang tidak menyukai keadaan ini. tapi, aku selalu menanti.
Menunggu mendung kapan akan tiba, ada kekuatan tersendiri ketika aku melihatnya.
Seakan aku mendapat ketenangan dari keadaan yang ada.
Awan mendung datang, ketika hati ini tidak ada lagi perasaan.
Semua orang menyingkir dari jalan, tapi aku mendesak berusaha terlihat oleh awan.
Aku akan bernyanyi dan terus bernyanyi.
karena aku adalah sang hujan yang selalu setia menemani awab gelap. . .

Minggu, 16 Juni 2013

Mendung

Orang menciptakan kata mendung, untuk mendefinisikan dimana langit tampak akan turun hujan. Suasananya kelabu, dimana langit tebal tidak lagi malu untuk unjuk gigi.

Buat apa orang-orang susah menciptakan kata mendung? Toh pada akhirnya hujan akan datang juga. Walaupun mendung yang datang bukan berarti sudah pasti turun hujan.

Tetapi aku berterimakasih kepada mereka yang menciptakan kata mendung. Karena dengannya, aku bisa memberikan identitas bagi sepaket suasana yang kusuka.

Mendung itu adalah pertanda.
Kelabunya memuat isyarat.

Deras atau tidak, bukan mendung yang punya kuasa.
Dia hanya perantara bagi hati yang tak pernah jera.

Aku tidak pernah tahu kapan akan merintik, titik yang tidak pernah mau ditilik.
Mendung itu bukan sebuah kepastian. Akan cerahnya matahari, atau derasnya hujan.
Merajai ribuan kata percuma, di dalam hati yang selalu tersandung mendung..

Kamis, 13 Juni 2013

Ketika yang Disayangi Tak Bisa Dimiliki

Betapa kecewanya hati
Ketika orang yang kita sayangi
Pada akhirnya tak bisa memiliki.

Akan lebih kecewa lagi
Ketika oarng yang telah kita miliki
Tanpa alasan yang pasti memilih untuk pergi.

Jangan karena hal itu menjadikan diri kita terlalu larut dalam kesedihan,
Dan menjadikan diri kita terus tenggelam dalam kekecewaan yang teramat sangat.

Ketika kita harus kehilangan seseorang yang kita sayangi
Tak perlu kita meratapi kepergiannya.
Tak perlu kita teralu menangisi kepergiannya.
Tak perlu kita membuang air mata.
Tak perlu kita sampai putus asa dibuatnya.

Karena seseungguhnya . . .

Dia pergi akan ada yang menggantikan.
Dia pergi akan ada yang lebih baik.
Dia pergi akan menguatkan hati.
Dia pergi akan melatih kita bangkit kembali.

Kepergiannya bukanlah akhir dari segalanya.
Di depan sana masih terbantang luas.
Untuk kita raih dengan sebuah harapan.
Yakinlah suatu hari nanti Allah akan memberi ganti yang lebih baik.

Orang bijak berkata,

"Kebahagian itu bukan DENGAN SIAPA kita hidup.
Akan tetapi karena bagaimana kita MENJALANI & MENERIMA hidup dengan tulus dan ikhlas"

Itulah kebahagiaan yang sebenar-benarnya.

Selasa, 11 Juni 2013

sendiri

aku hampir terbiasa menangis sendirian.
bukan hampir. tapi memang aku sudah biasa menangis sendiri.
tidak apa-apa. tidak ada yang salah kan?
aku bisa menyeka air mataku sendiri.
aku bisa kok.
tapi pernah ada hari dimana aku ingin ada yang menemaniku.
entah kenapa waktu itu aku tidak ingin sendiri.
entah kenapa waktu itu aku ingin, paling tidak ada yang memintaku untuk berhenti bersedih.
aku ingin ada ynag bilang, "jangan menangis, aku ngga suka liat kamu nangis"
jadi aku memintamu untuk ada.
. . .
. . .
. . .
. . .
tapi kamu tak ada.
bahkan saat aku minta pun kamu tak ada.
lalu,
aku merasa bodoh.
dan aku, berjanji pada diriku sendiri agar tak perlu meminta-minta lagi.
aku bisa sendiri.
aku bisa kok menangis sendiri.
cuma itu kan yang bisa aku lakukan?

Sabtu, 25 Mei 2013

Pensi - Wisuda Muda Ganesha 2013 :*


PENSI (23 MEI 2013)


 chandra , dina, ucup, aku, fitri


semoga bisa punya mobil ginian, amin :)




latif sama sindu emang serasi yaa?





WISUDA (24 MEI 2013)















Never forget this day :")

Jumat, 24 Mei 2013

Graduation MG '13

You know how life can be, it changes overnight
It's sunny then raining, but it's all right

A friend like you, always make it easy
I know that you get me, every time

Through every up, through every every down
You know i'll always be around
Through anything you can count on me

All i wanna do is be with you
I just wanna be with you

The sun always be shine
That's how you make me feel
We're gonna be all right
Cause what we have is real
And we will always be together

We'e all in this together
Once we know
That we are. we're all steps
And we see that

Looking forward from center stage to graduation day
Time to get the future started
What we leave what we take with us no matter what
It's something we're a part of we learned to fly
Together side by side
I just hope the rest of my life
Will feel as good as my high school

Who says we have to let it go?
It's the best part we've ever known
Step into the future
But hold on to high school
Let's celebrate where we come from
The friends who've been there all a long just like

Improvisation without a script, no one written is
And now we have the chance to
But someday we'll be looking back the memories we'll have
All the songs that lived through

the best of time
So why leave them behind
Why can't the rest of my life?
Be my like my high school

Now we finally realize
Who we are it just took sometimes
We had to live and to learn to see the truth
That nothing's ever impossible into the future we all free fall
But forever we'll always have high school

Time to party now celebrate 
Because the world's one big stage 
Any part you want can be yours

but the show is never going to close
It's what got us here, we know
High school lives on forever more

All together, makes it better
Memories that last forever

Remember that time
I've heard those word before but now they're mine
Every memory of the sweet sunshine is living in my heart and mine

Every laugh, we share together we still give back
can you believe all the fun we've had
Just getting ready for the other half

You know a friend, becomes a part of you
Life this dream is finally coming true

It's all good, all right 
See you later doesn't mean goodbye
'cause it ain't over there's time to fly
And we're just getting started

Let's celebrate, Life is coming and i can't wait
It's a ride that all of us get to take
We're gonna help each other find our way..











Rabu, 22 Mei 2013

Tidak Ada yang Lebih Magis dari Hujan Sore ini

Tidak ada yang lebih magis dari hujan sore ini. Hujan yang di dalamnya terbungkus satu paket mantra, do'a, rasa, sekaligus memorabilia. Yang di dalam memorabilia itu tersusun rak-rak kenangan yang dibentuk aku, kamu, dan beberapa oleh kita. 

Ada kamu dan seperagkat adegan hujan-hujanan yang terukur kira-kira lima- sampai sepuluh kilometer, yang memaksa dua lengan ini serta merta diharuskan merentang pelukan pada pinggangmu agar tidak kebasahan. Pada sore yang kesian kali kita dipertemukan oleh keadaan.

Tidak ada percakapan. Hanya sesekali tawa kecilku. berderai iring-iringan menembus riuh rendah milik air dari langit yang tumpah, karena cipratan-cipratan partikel bening itu menggelitik kulit ariku sehingga senyumku pecah.

Kita mungkin sibuk-sibuk dengan menyusun kata-kata serta tidak tahu harus bagaimana, sementara hujan telah mengambil semuanya. Beberapa jeda kita biarkan terjadi tanpa pembicaraan, ketika kita menikmai hujan berdua diatas sepeda motor yang kamu kemudikan dengan sangat hati-hati ditemani jas hujan biru tua yang beberapa menit jadi saksi.

Tidak kita sadari, bahwa sebenarnya banyak peristiwa-peristiwa tak terlupakan justru dari hal-hal sederhana yang kadang kita remehkan keadaannya.

Contohnya hujan sore ini, siapa bilang ia terlalu biasa ketika mengguyur kita dengan tanpa rasa bersalahnya? Dalam hatiku, hujan sore ini memeluk penuh imaji dalam diam tentang rindu yang malu-malu untuk sekedar diutarakan. Hujan sore ini menyeduh debar yang rasanya jantungku ingin keluar dari rongga dadanya, diikuti dengan pipi yang tiba-tiba merah merona.

Hingga kuketahui belakangan, bahwa hujan sore ini bersamamu terlalu manis dalam keromantisan yang sebentar tetapi akan selamana direkam memoar.

Kusebut partikel sederhana itu adalah hujan. Hujan sore ini yang menemani perjalanan pulang kita sedari tadi. hujan memang akan tetap menjadi hujan, sementara bagiku, kamu tidak hanya seseorang yang menemaniku kehujanan.

"the best thing one can do when it's raining is to let the rain"

Selasa, 21 Mei 2013

Senja dan Doa

Senja
adalah waktu khusus yang aku siapkan hanya untukNya, Sang Maha, tiada kuasa aku tanpa Dia. tidak bisa aku tanpa hadirNya.dalam senja aku bisa asyik berbicara denganNya, denganNya dan bukan lainnya. Dalam senja aku berkata. Dalam senja kau bersua. Dalam senja aku berdo'a. Berdoa dan meminta setulusnya hanya kepadaNya yang tidak pernah berhenti mencintai ciptaanNya.

Senja
aku menyisihkan menit senjaku hanya untuk Dia. Maaf ya. Baru sebentuk senja yang aku punya. Hanya dalam senja jiwa manusiaku jujur dan apa adanya. Dalam senja semua rasa hadir begitu saja untuk kutunjukkan kepadaNya. maaf aku hanya punya senja. Maaf aku belum mampu memberikan lebih dari senja. Senja adalah saat yang paling aku damba. Bisa dengan romantisnya berbagai duka dan tawa denganNya. Dengan Dia, Sang Maha yang selalu memahami tanpa banyak bertanya.

Senja
ijinkan aku diam dan meresapi semua. hidupku ini tidak lama. Hidupku ini tidak ada apa-apanya. Hanya dalam senja aku bisa diam dan meninggalkan dunia nyata. Hanya dalam senja aku denganNya bisa bercengkrama tanpa gangguan pihak lainnya. Senjaku mahal harganya. Oleh sebab itu , senjaku hanya untuk Dia, satu-satunya yang aku cinta tiada tara.

Senja
maaf Kamu Yang Maha. Aku belum bisa memberi apa-apa. bahkan memberikan waktu pun aku berpikir setelah berjuta-juta. Padahal Kau memberikan waktuMu dengan cuma-cuma. Maafkan yaa. Aku akan terus belajar pada senja tentang cinta, kekasih cinta, dan mencinta. Aku berdoa di senja, aku bermunajat lewat senja. Waktu teduh senja semoga ada artinya. 

Terimakasih telah memberikan kesempatan berdoa setulusnya..

Senin, 20 Mei 2013

2 Cangkir Teh dalam Senja yang Menjingga, Sendu

Kita berkhayal,
Tentang beberapa puluh tahun kedepan. Tentang hidup. Tentang usia. Tentang keadaan yang membiarkan kita, pun mengalirkan kita begitu saja.

Juga tentang waktu, yang akan menuakan kita sedemikian rupa dalam hangatnya setiap kenangan. yang juga akan terlewat begitu saja., yang mungkin membiarkan kita bersama. Atau mungkin telah menbiarkan kita terpisah jauh tak tahu dimana.

Aku mengimajinasikan kita duduk di teras depan menikmati dua cangkir teh yang penuh terisi, masih ada kepul asap diatasnya, teh dengan dua setengah sendok gula, seperti biasanya. Kemudian kita akan membicarakan tentang senja yang menjingga sore itu.

Sendu...

Mencelotehkan tentang oranye yang terkombinasi ungu, kemudian malu karena mencumbui biru yang sebegitu lugu. Merasai manis teh yang masih tersisa di cangkirku. Menghujani sore denga renyah tawa yang terlempar begitu saja karena kau berhasil menggelitik dengan rautmu yang lucu.

Dan kau akan terus mengulang lelucon yang sama, sedangkan aku akan terus menertawai hal yang sama. Tak kan ada yang berubah. Tak kan ada rasa bosan. Bahkan teh yang baru saja di seduhkan masih sama seperti kemarin-kemarin setia menemani dalam keadaan kita masih bersama.

Kemudian aku terjaga, menyadari kau menatapku teduh mengisyaratkan dua cangkir teh siap untuk diseduh kembali dengan teh yang baru. Lalu, ku biaskan satu sneyum untukmu.

Selalu, sore yang seperti itu.

"Aku mencintai setiap imajiku, karena disana terbayang sore, teh, jingga, senja, juga kamu"

Sabtu, 18 Mei 2013

Senja

Ah, senja. 
Kau selalu saja bisa membuatku melupakan rasa kecewa, 
kecewa terhadap bintang, 
kecewa terhadapnya.
 Terkadang kekecewaan itu bisa membuat kau membenci atau bahkan lebih tegar.

Terserah, terserah kau memilih yang mana.
 Mungkin rasa kecewaku membuatku hampir membenci.
 Namun rasanya, aku tak ingin membenci, tak baik.

Lalu aku kemudian mengadahkan kepalaku,
 menatap senja yang perlahan memudar menjadi hitam pekat. 
Lalu mencoba mengikhlaskannya,
lalu megisinya dengan ketegaran.

Tentu saja saat ini aku tak ingin membenci,
aku hanya kecewa.

Lalu mugkin,
biarkan aku dengan senja sesaat lagi.

Jumat, 17 Mei 2013

Yogyakarta :')

Jogja , ah kota ini. Terlalu banyak kenangan disana. Kenapa aku tak memilih jogja sebagai tujuan hidupku setelah ini? Supaya aku ada alasan untuk kembali dan ada sesuatu yang bisa dirindukan setiap waktu. Di kota ini kamu pergi , dan (mungkin) juga di kota ini kau kembali. Tak tahukah kau? Disini masih ada segumpal hati yang membutuhkanmu, menyayangimu dengan segenap jiwa raga. Kau telah kembali menyatu dengan_Nya.

Di kota ini aku menabung duka, membangun gunung nestapa, mengurai kepasrahan, mengail secercah harapan.  Nyaman dan penuh kenangan tersembunyi. Terlalu sering kau kesana , dan akhirnya kau memilih kota itu sebagai kota kepergianmu.

Malioboro penuh pernik kreativitas,
Beringharjo penuh pilihan belanja yang berkualitas,
Candi Prambanan tampilkan karya luhung anak bangsa,

Kraton Yogya buktikan eksis sejak dahulu kala,
Yogyakarta ingatkan lagu Katon Bagaskara,
Parangtritits ingatkan tembang Ebiet G Ade,
Malioboro ingatkan jejak Emha Ainun Najib,
Kaliurang ingatkan tanggungjawab Mbah Marijan,
Monumen jogja kembali ingatkan ibukota RI di sini,
UGM ingatkan kaum cendikiawan Indonesia,
Taman lampion ingatkan ku padamu,
Yogyakarta ingatkan ku padamu, selalu..

[backsound]
Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu. Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku. Bersahabat penuh selaksa makna. Terhanyut aku akan nostalgia, saat kita sering luangkan waktu, nikmati bersama suasana jogja. Di persimpangan langkahku terhenti, ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera. Orang duduk bersila.
Musisi jalanan mulai beraksi, seiring laraku kehilanganmu. Merintih sendiri ditelan deru kotamu. Walau kini kau tlah tiada, tak kembali. Namun kotamu hadirkan senyummu abadi. Izinkanlah aku untuk selalu pulang lagi, bila hati mulai sepi tanpa terobati.


Jumat, 10 Mei 2013

Penyemangat

Setiap pagi , kau di balik penyemangat itu
aku selalu bisa menebaknya pukul berapa sapaan itu sampai,
lalu ketika tak ada aku merasa sepi

aku merasa tak tahu harus berkeluh kesah pada siapa kalau bukan kau,
harus bercerita kepada siapa kalau bukan kau,

aku tak tenang kalau aku tak tau kau sedang apa disana,
aku berjanji akan mendoakanmu baik-baik saja,
aku bersumpah aku akan baik-baik saja jika kau baik-baik saja,

meskipun kau tak denganku,
kau harus tahu tentang ini, agar aku tak harus terus terang denganmu,
cukup kau baca, lalu esok kau harus mengerti.

Rabu, 08 Mei 2013

Isyarat Tanpa Jawab

Aku pikir, semuanya memang sudah berakhir.
Pohon yang tumbang itu sudah rebah ke tanah. Hanya akarnya yang masih tinggal. Baik akarnya yang masih tegar menghujam ke bumi atau batang pohon yang tumbang itu, tak menunjukkan isyarat tuk bersatu lagi; menegakkan "janji pepohonan" unuk saling melengkapi diri dan hidup meneduhi alam.

Padahal, siapa yang tak ingin bertahan dalam keharmonisan hidup? Tak tahukah kita bahwa akar yang tertebas dan pohon yang tercabut itu masih punya dan sama-sama menginginkan untuk bersatu kembali ?!

Tetapi, entah kapan. Entah di musim semi atau musim gugur atau tidak sama sekali.
Tapi terkadang, musim suka membawa sesuatu yang tak terduga, Menggelitik dedaunan itu menghijau kembali dan tunas-tunas muda tumbuh lagi, untui kita tebas lagi (?)

Senin, 06 Mei 2013

Perjalanan Sunyi

Tak pernah ku tahu mengapa hidupmu berlalu begitu cepat. Beberapa pernyataan tentang kemana mata harus diarahkan, dan untuk apa pikiran mesti dipekerjakan. Jika semua telah terecap oleh indra dan nalar, adalah ceceran kebingungan yang tak pasti. Sedikitkan menawarkan obsesi, lantas menguapkan ilusi. Dan dimana tongkat eksistensi layak untuk ditegakkan. Jika ini adalah anomali dari perjalanan arah hidup, kapan dan bagaimana ini harus dihentikan.

Setiap materi yang mengisi ruang sadar, seolah tak pernah ingin memberikan jeda untuk berhenti sejenak untuk sekedar melepas penat. Semua menggumpal dalam darah dan sesekali menyumbat diantara jejaring syaraf otak. Luapkan dan bahkan ledakkan imajinasi menjadi satu-satunya alasan, sekedar membuang orgasme yang hambar. Lelah, letih..menampung semua aliran kimiawi itu. Jika saja tubuhku tersedia aliran antimateri, maka persenyawaan baru akan merubah segalanya.

Pergilah kemana hati membawamu. Tagline ini telah menjadi nadi dalam pergerakan wujudku. Pergi...dan pergi...menjadi agenda abadi sampai pada titik persinggahan terakhir. Tapi kemana kaki harus dilangkahkan, dan dimana pula saat ini kaki berpijak. Seolah bumi sedang berjarak, dan atap langit merapatkan diri. Mungkin aku bukanlah aku yang tahu perwujudan akan aku. Jika ini adalah kehilangan akan eksistensi diri, maka kupahami bahwa aku telah mati.

Pendalaman atas kematian telah memberiku jawaban atas segalanya. Mati disaat seluruh unsur kehidupanku terkumpul, terhisap dalam sebuah lubang hitam... lenyap. Mati di kala raga masih menyisakan nafas, mati di kala ego ataupun superego patut dibenamkan dalam-dalam. Tak diperlukan lagi ambisi, harapan, bahkan cinta. Karena kematian adalah ruang dimana materi kimiawi tak mampu bergerak.  Dan pikiran serta imajinasi membeku pada titik bekunya. Kemian itu, menjadi gua pertapaan bagi jiwa yang ingin mencari, dan ia telah sampai pada apa yang dicarinya.

Jika memang masih ada tempat untuk kembali, maka dunia sudah selayaknya berubah dan langit sudah tidak berwarna hitam lagi. Tapi jika ini adalah sisi dunia yang membuatnya damai selamanya, maka ia akan terus menghuninya, menyetubuhinya, menghirup aromanya - hingga Tuhan benar-benar akan memanggilnya.

Kepada Senja itu, dan Kamu

Senja, apakah kamu masih menunggu? Di ujung jalan itu , seperti kemarin.
Senja, jangan melawan rasa itu ! Kamu bisa melukai dirimu sendiri.
Senja, jangan mengatup samapai gerimis datang.
Kuingin menikmati tiap tetes tangisan ini sebagai keindahan.

Senja, dua hal yang kuselipkan di lembaran ceritamu; petermuan dan keterpisahan.
Atau kebalikannya; keterpisahan yang mencumbui pertemuan dan penyatuan di ujung pengakhirannya.
Maka, berjanjilah, Senja.
Kita akan bertemu lagi di sati titik cinta; di suatu hari tanpa nama

Senja, kutandai dengan ramai jalan dengan satu kecup di pipimu.
Bisakah esok kejutan itu datang lagi?
Tahu-tahu rindu menyelinap tanpa rencana.

Senja yang tak terbilang, gentar melawan lesung pipitmu yang membilang-bilang satu rindu, tiba-tiba.
Jejak baru ingin ku pijak.
Di sendu matamu, aku tak ingin beranjak.

Tanpa praduga, tahu-tahu udara dipenuhi bingkai matamu.
Satu demi satu, mengundang sosokmu di dekatku.
Mungkin terdengar lugu, tapi peduli apa?
 

Jumat, 03 Mei 2013

Begitulah Cinta , Beginilah Kita

Begitu sederhana kita memulainya.
Awalnya ku tak tahu kau ada , begitu pula sebaliknya. Perjumpaan kita pertama yang sesaat yang menyekat tatap, menggeletik getarku seketika. Aku mengenalmu kala itu , tapi belum tentu kau mengenalku. Pertemuan singkat itu menghadirkan simpul senyum di pagi dan malamku. Tanpa ragu , ku jatuhkan semuanya padamu tanpa terkecuali. Jangan suruh aku tuk bangkit. Tanpa bimbang, ku cetak prasasti cinta diatas keakuan perasaanku. Tak tahu dengan dirimu.

Begitu bermakna, kita jalani kebersamaan
Selain bahagia , senang , damai, nyaman, aman, apalagi yang bisa ku reka-reka saat bersamamu? Selebihnya adalah damba untuk segera bisa mengukir janji dalam doa-doa yang ditasbihkan. Menjadi dua manusia yang hidup dengan dan atas nama tuhan dan cinta saja. Membela cinta di jalanNya tanpa harus bertanya-tanya.

Begitu lelah, kita mencari arti
Betapa sulitnya memahami apa maksud hati. Betapa sulit mengerti cinta yang menancapkan napas kegelisahandi setiap jejak yang kita pijak. Kau hidup dalam adamu, begitupun aku. Titik temu dua hati yang kita iba-iba dengan peluh dan doa , tak jua menyambut nyata. Tawa, tangis, dan amarah mencetak warna warni nyata dalam barisan cinta yang aku dan kamu coba endapkan, tanpa lelah, tanpa ragu. Tanpa kita sadari lajunya, tahu-tahu lelah itu tiba-tiba menciumi tapal batas pencapainnya.

Begitulah cinta, begitulah kita
Cinta memang tak pernah salah. Cinta yang semestinya menuntun kita menjadi tiang dan jembatan yang saling seia tanpa syarat, ternyata belum juga utuh lebur dalam diri kita. Selain bersandar pada kepercayaan masing-masing, selebihnya kita hanya bisa jalani dan berpasrah dalam doa. Berharap penyatuan setia berjalan di akhir cerita. Tapi jika tidak? Mungkin semestinya kita biarkan cinta dan perpisahan bergandengan dengan segala macam rahasianya



Jumat, 26 April 2013

My Memory Library of You

Imagine if i was given one moment, just a single slice of my past.
I could hod it close forever, and that moment would always last.
I'd put the moment safe, within my hearts adobe.
I could open it when i wanted, and only i would know the code.

I could choose a time of laughing, a time of happiness and fun.
I could choose a time that tried me, through everything that i've done.
I sat and thought about what moment, would always make me smile.
One that would always push me, to walk that extra mile.

Im feeling sad and low, if im struggling with what to do.
I can go and open my little safe, and watch the moment through,
There moment i can think of, that would lift my spirit every time.
The moments when you picked me up, when the road was hard to climb.

For me to only pick one moment, to cherish, save and keep,
Is proving really difficult, as I've gathered up a heap!
I've dug deep inside my heart, found the safe and looked inside,
there was room for lots of moments,in fact hundreds if I tried.


I'm building my own little library,embedded in my heart,
for all the moments spent with you, before you had to part.
I can open it up whenever I like, pick a moment and watch it through,
My little library acts as a promise, I'll never ever forget you