Minggu, 31 Maret 2013

Untuk Kedua kalinya, God has Unusual Ways

Untuk kedua kalinya aku merasakan sakit hati. Tapi entah kenapa kali ini rasanya beda. Aku lebih tenang menghadapinya , walaupun masih terasa sakit. Bahkan lebih sakit dari sebelumnya. 

Kali ini aku ikhlas, Semuanya memang sudah menjadi resiko yang harus aku terima dengan apa yang telah kuperbuat. 

Memberikan pengalaman ke orang lain, atau pengajaran baru ke orang lain, tanpa harus menyuruh orang lain untuk merasakan pengalaman itu. Cukup aku saja yang sakit. Tidak usah semua. Lebih jelasnya, memberi pengajaran atau pengalaman sakit hati kepada seseorang, agar dia tidak menyakti orang yg dikasihinya sebelum ajal menjemputnya tanpa menyuruh atau membuat dia merasakan tidak enaknya rasa sakit hati setelah ditinggal pergi.

Kalau itu berhasil , semoga orang itu sadar dan berubah serta tidak akan menyakiti hati orang lain lagi. Apalagi orang yang telah dengan sukses mencintainya luar dalam.
Kalau tidak berhasil, ini pelajarannya bagiku. Ikhlas dalam mengorbankan diri sendiri untuk memberikan 'sebuah kisah' ke orang tersebut tentang rasanya sakit hati , dan itu bentuk pelajaran luar biasa dari Tuhan untukku agar megikhlaskan apa yang dulu telah menjadi milik kita , dan akhirnya kembali kepada penciptanya. sang Khalik, dia Yang Maha Oke :)

Jagalah dia disisiMu, tempatkan dia di tempat terindahMu, jadikan dia kekasihMu, mudahkanlah segala urusannya disana.

God has unusual ways to teach me anything. Thanks God , for reborn him for me. For his true love for me. Please love him until the end.

Sabtu, 30 Maret 2013

Tidak Mudah

Berjalan tanpamu, bukan berarti langkahku tidak berat ketika menempuhnya. Aku mampu tersenyum, bukan berarti aku sudah bisa menjalaninya tanpa kamu. Darimu, aku belajar apa artinya mencinta, pengorbanan, keikhlasan dan bertahan di dalam keadaan yang begitu sulit. Sungguh begitu indah, bila mencintai seseorang dalam apapun keadaannya. Seperti kamu, mencintaiku tanpa cela, mencintaiku dengan sempurna. Seperti aku , mencintai kamu. Walaupun pada akhirnya, diriku sendirilah menghancurkan keindahan itu.

Kamu tau egoku begitu hebat, namun kamu tidak tahu kalau tidak sedikitpun ego tersebut dapat menutup rasa sayangku untukmu.Hingga pada sesaat setelah kehilanganmu, keberanianku untuk menjalani itu semua tanpamu gagal. hati dan kepalaku seperti di hantam batu-batu penyesalan secara bertubi-tubi. Aku bukannya ingin kamu pergi, namun takdir itu..memutuskan kamu untuk pergi tanpa aku bisa mencegahnya. Aku bisa apa saat tuhan sudah mengetok palu kepergianmu? Tidak mudah , sayangg. Saat ego sedang menguasaiku , aku membiarkan kamu untuk pergi dan tak kan pernah kembali. 

Harus bagaimana aku sekarang? Menjalani sisa hidupku tanpamu? Ingatkah kamu telah berjanji untuk menemaniku walau aku memintamu untuk pergi? Mana buktinya? Menyembunyikan rasa kehilangan tidak semudah aku menyembunyikan air mata. tapi bila itu semua telah menjadi kehendakmu, apa daya aku..

Bolehkah aku membuka hati untuk yang lain? Ah, itu yang kuinginkan dulu. tapi sekarang, mungkin hati ini masih penuh dengan namamu, penuh dengan kenangan indah kita, penuh dengan penyesalan karena telah menyia-nyiakanmu. Maafkan aku..