Senin, 06 Mei 2013

Perjalanan Sunyi

Tak pernah ku tahu mengapa hidupmu berlalu begitu cepat. Beberapa pernyataan tentang kemana mata harus diarahkan, dan untuk apa pikiran mesti dipekerjakan. Jika semua telah terecap oleh indra dan nalar, adalah ceceran kebingungan yang tak pasti. Sedikitkan menawarkan obsesi, lantas menguapkan ilusi. Dan dimana tongkat eksistensi layak untuk ditegakkan. Jika ini adalah anomali dari perjalanan arah hidup, kapan dan bagaimana ini harus dihentikan.

Setiap materi yang mengisi ruang sadar, seolah tak pernah ingin memberikan jeda untuk berhenti sejenak untuk sekedar melepas penat. Semua menggumpal dalam darah dan sesekali menyumbat diantara jejaring syaraf otak. Luapkan dan bahkan ledakkan imajinasi menjadi satu-satunya alasan, sekedar membuang orgasme yang hambar. Lelah, letih..menampung semua aliran kimiawi itu. Jika saja tubuhku tersedia aliran antimateri, maka persenyawaan baru akan merubah segalanya.

Pergilah kemana hati membawamu. Tagline ini telah menjadi nadi dalam pergerakan wujudku. Pergi...dan pergi...menjadi agenda abadi sampai pada titik persinggahan terakhir. Tapi kemana kaki harus dilangkahkan, dan dimana pula saat ini kaki berpijak. Seolah bumi sedang berjarak, dan atap langit merapatkan diri. Mungkin aku bukanlah aku yang tahu perwujudan akan aku. Jika ini adalah kehilangan akan eksistensi diri, maka kupahami bahwa aku telah mati.

Pendalaman atas kematian telah memberiku jawaban atas segalanya. Mati disaat seluruh unsur kehidupanku terkumpul, terhisap dalam sebuah lubang hitam... lenyap. Mati di kala raga masih menyisakan nafas, mati di kala ego ataupun superego patut dibenamkan dalam-dalam. Tak diperlukan lagi ambisi, harapan, bahkan cinta. Karena kematian adalah ruang dimana materi kimiawi tak mampu bergerak.  Dan pikiran serta imajinasi membeku pada titik bekunya. Kemian itu, menjadi gua pertapaan bagi jiwa yang ingin mencari, dan ia telah sampai pada apa yang dicarinya.

Jika memang masih ada tempat untuk kembali, maka dunia sudah selayaknya berubah dan langit sudah tidak berwarna hitam lagi. Tapi jika ini adalah sisi dunia yang membuatnya damai selamanya, maka ia akan terus menghuninya, menyetubuhinya, menghirup aromanya - hingga Tuhan benar-benar akan memanggilnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar