Rabu, 21 Agustus 2013

Senja Kemarin

Senja kemarin langit biru menawan. Awan-awan memancarkan cahaya keemasan dari mentari yang siap lindap berganti malam.

Aku duduk dibangku pertama kita bertemu, pertama kita saling menyebut nama dan hati memilih untuk jatuh cinta.

Kenangan..entah bagaimana deras bertandang. Seperti melihat siaran ulang. Melihat lagi senyummu, tawamu, obrolan kita yang sedikit, dan gelakmu bersama teman-temanmu.

Tapi senja kemarin aku sendiri. Tanpa kamu, hanya (lagi-lagi) rasa tanpa raga. Aku merindukanmu, aku dihajar kenangan yang bertubi-tubi membanjiri.

Bolehkah waktu diulangi? Aku ingin berbicara lebih banyak, memelukmu dengan hangat, atau setidaknya menambah koleksi foto berdua denganmu, hingga penyesalan tak begitu menyiksaku.

Senja kemarin..langit indah menambah gundah.


Minggu, 18 Agustus 2013

Selamat Siang dari Bumi Yogyakarta Menyapa

Portal yang sedang menghubungkan kita begitu dekat.
Berlapis-lapis jaringan yang tidak kentara selalu dan kadang mengacaukan atau bahkan memberikan kita ruang untuk berbicara.
Rindu-Rindu berkecamuk, masih  riang dan semangat di keritingnya otakku.
Feromon yang tidak tercium dari hidung, namun ada waspada yang menyelinap di sela-sela bulu hidung untuk menantinya.

Aku tak pernah berlari ke bawah atap, karena kamarku ada di lantai dua.
Semuanya sudah indah dari balkon.
Mungkin, aku hanya memandang berlebihan pada langit ketika menelusuri seberapa jauh kita, namun tetap dapat memandang bulan berumur hampir lima belas hari dari dengan waktu yang bersamaan, jarak yang berbeda dan kursi yang tak sama.



Senin, 12 Agustus 2013

Monolog Malam

Masih belum terbuai mimpi, malam ini entah mengapa mata terasa berat, pikiranku dipenuhi seluruh kamu.
Mengapa kamu? Aku juga tak tahu.
Yang ku tahu hanya aku dan kamu telah menjadi kita, harusnya itu adalah alasan untuk bahagia.

Aku selalu tersenyum menatap gambarmu di layar ponselku, sesekali mengingat waktu saat aku masih berharap bisa memilikimu.
Sampai sekarang aku tak penah  berhenti bersyukur memiliki kamu, walau jauh.

Jarak memang tidak pernah sopan !
Dia memisahkan, menyuruh kita berjuang lebih keras dalam mempertahankan hubungan...
Aku ingin sesegera mungkin bertemu, dan saat itu jarakpun pasti akan tertunduk malu.

Waktu berjalan sangat cepat ketika kita bersama.
Menahan rindunya harus berhari-hari... Bahkan berbulan-bulan... Mungkin bertahun-tahun...
Untungnya setiap momen kuingat sampai detik ini.

Aku tak bisa mengutarakan rasa bersamamu kutemukan rasa nyaman.
Tak ada yang lebih indah melebihi terbangun dari tidur dan mendapat sapaan darimu.
Aku akan selalu suka pagi itu.

Tak peduli kemana atau dimana, bahkan dengan siapa.
Kau adalah definisi kebahagiaan.
Walau pada akhirnya kita harus kembali patuh pada jarak.

"selamat tidur, sayang"
Sebuah kalimat sederhana yang lumrah diucapkan seorang pasangan. 
Tapi semenjak ada kamu, tanpa kata-kata itu malamku terasa kekurangan.

Hubungan ini memang tak selalu manis.
Kita bertengkar bukan sekali dua kali, aku mengesalkanmu berulang kali.
Tapi kita tahu, kita tak mau kehilangan.
Kita punya cara masing-masing dalam menunjukkan perasaan.

Denganmu, aku belajar membaca sifat turunan adam.
Mencoba mengerti dan menahan emosi.
Darimu, aku belajar banyak.
Cara berfikir lebih dewasa dan menerima apa adanya.

Pernah berharap kamu berubah, tapi mungkin kamu memang tak bisa diubah.
Pernah berharap kamu lebih peka, tapi kamu hanya memalingkan muka.
Sekarang aku hanya beharap satu hal, kamu selalu setia.

"Sleep tight, because I love you tonight. No need wonder about morning, because I'll still be loving you too"

Sabtu, 10 Agustus 2013

Menikmati Menunggu

Pernahkah membayangkan apa nikmatnya menunggu? kata orang, menunggu itu membosankan bukan?

Tapi tidak dengan menunggumu.
sesekali aku mengeluh, sesekali aku merasa kalah dihajar rindu. Wajarkan sayang? Sebab bibir yang selalu menyungging senyum itu selalu ingin ku balas dengan senyumku. Juga matamu..aku ingin menatap lekat-lekat, aku ingin tau bagaimana matamu itu bisa menjadi ibu dari anak puisiku. Dan sering kali aku berdelusi menikmati jingga di kala senja, dengan tanganmu yang merengkuh erat, lalu angin membisikka kata cinta kepada semesta.

Tapi aku menikmati..
Menikmati saat menunggu sapamu, lalu kuhabiskan dengan membaca buku yang kau kirim untukku. Atau menikamti saat aku dihajar rindu lalu menuliskannya dalam blog-ku. Aku menikmati cemburu, saat kau lakukan hal-hal seru tanpa aku. Dengan cemburu, aku menyadari aku semakin dalam mencintaimu setiap hari dan menyebut namanu dalam syafaatku, rasanya dengan itu aku mampu memilikimu.

Jadi...berhentilah mengkhawatirkanku. Denyut nadiku masih kamu, rima sajakku masih kamu.. Aku tetap menunggu sampai waktu yang aku sendiri tak tahu. Mungkin sampai kau memilih berlalu atau kau punya senja lain yang lebih sempurna disana. Bila bukan karena itu, ijinkan aku tetap menunggumu..


Sabtu, 03 Agustus 2013

Awal Bulan ini..

Juli berganti, agustus dihadapan...
Waktu cepat berlalu, mungkin terkaku klise, tapi memang sungguh cepat berganti.

Apa yang kunanti...apa yang kucari.
Sudah menjelma nyatakah mimpi-mimpi.
Atau ternyata mimpi hanya menjadi bunga tidur penghibur hati.

Matahari terbit dan lindap setiap hari, usia bertambah, menanti uban, dan kerut pemberian sang waktu.
Apa yang kudapati, sudahkah kusyukuri?

Kekhawatiran silih berganti.
Masa depan yang tak pasti, mimpi yang dipatahkan pagi, keinginan yang tak mampu terbeli.

Semoga bijaksana bertambah lagi.
Semoga selalu kusyukuri setiap apa yang terjadi.
Karena sungguh bahagia adalah yang tak khawatir akan masa depannya.