Minggu, 07 Juli 2013

Ratusan Pagi

Apakah mencintaimu harus sesulit ini?
Pada segala pagi, kau tebar mimpi pada setiap ingatan hari tentang kita yang saling jatuh cinta.
Pada segala pagi pula, kita saling berteriak lantang untuk menyelamatkan ego dan harga diri kita yang kelewat berharga.

Ini pagi yang kesekian ratus kita berusaha melupakan.
Kamu berhasil, dan aku menyerah.

Mungkin seharusnya aku berhenti menjadi bodoh dengan menggantungkan harapan kepada segala imaji yang diterbangkan memoar pada secarik kertas putih.
Mungkin pula seharusnya aku berhenti mencintai sosok yang kau bunuh pelan-pelan dan kau cabik dengan pisau waktumu.

Tunggu,
Aku bukan sedang bodoh,
Aku hanya sedang mencintaimu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar