Senin, 06 Mei 2013

Kepada Senja itu, dan Kamu

Senja, apakah kamu masih menunggu? Di ujung jalan itu , seperti kemarin.
Senja, jangan melawan rasa itu ! Kamu bisa melukai dirimu sendiri.
Senja, jangan mengatup samapai gerimis datang.
Kuingin menikmati tiap tetes tangisan ini sebagai keindahan.

Senja, dua hal yang kuselipkan di lembaran ceritamu; petermuan dan keterpisahan.
Atau kebalikannya; keterpisahan yang mencumbui pertemuan dan penyatuan di ujung pengakhirannya.
Maka, berjanjilah, Senja.
Kita akan bertemu lagi di sati titik cinta; di suatu hari tanpa nama

Senja, kutandai dengan ramai jalan dengan satu kecup di pipimu.
Bisakah esok kejutan itu datang lagi?
Tahu-tahu rindu menyelinap tanpa rencana.

Senja yang tak terbilang, gentar melawan lesung pipitmu yang membilang-bilang satu rindu, tiba-tiba.
Jejak baru ingin ku pijak.
Di sendu matamu, aku tak ingin beranjak.

Tanpa praduga, tahu-tahu udara dipenuhi bingkai matamu.
Satu demi satu, mengundang sosokmu di dekatku.
Mungkin terdengar lugu, tapi peduli apa?
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar