Rabu, 10 April 2013

Mengapa Aku Memilih Awan

Aku memilih awan untuk mengambarkan dirimu karena awan itu putih, bersih, suci, tanpa noda. Terkadang mempunyai bentuk yang kusuka, terkadang juga tak jelas juga bentuknya. 

Awan~ terlihat datar, tanpa emosi, terlihat diam walaupun nyatanya dia bergerak. Kadang banyak orang mencelanya karena dia terang , kadang banyak yang mencelanya karena dia mendung, tetapi dia tetap berpendirian teguh.. Apapun yang dikatakan orang, dia tak peduli karena dia telah menerima pinta Rob-nya. Bahkan, dalam kemarahannya dia bermaksud baik. Kadang memutar, kadang menyambar, semua ia lakukan atas perintahNya.

Keindahannya adalah saat dia tenang dan seakan-akan tersenyum. Teduh , membuat orang damai melihatnya. Ketika dia di belakang gunung, terlihat makin indah pemandangan gunung. Ketika dia di belakang pantai, membuat indah pemandangan pantai.Walaupun tak ada orang yang mengatakan pemandangan awan, dia cukup puas menjadi pelengkap pemandangan lain. Begitu pula denganku, ketika aku bersamamu aku merasa lebih baik daripada aku tanpamu. Kau sudah senang dan bahagia walaupun kau 'hanya' berada di sisiku.

Awan terkadang menupahkan titik-titik air, seperti sebuah usaha yang telah kita lakukan, dari berbagai fenomena baik atau buruk. Perlahan tapi pasti, akan menyentuh koridornya yaitu sang waktu. Setiap insan mengetahui titik-titik air yang mereka kumpulkan, setiap insan akan mengenali hujan yang ia bentuk. Hujan kebaikan, hujan kebatilan, hujan buah karya, hujan buah cinta, ataupun hujan yang mereka namai sendiri. 

Kamu , seperti awan yang sulit ditebak kemana arah dan tujuannya. Semua orang pasti pernah melihatnya dikala mereka sedang menatap langit cerah nan biru. Awan tak pernah berbohong, meski menawarkan perspektif, yang berbeda. Mungkin jika kau sedang marah, bisa diibaratkan awan hitam. Awan hitam memang terlihat mengerikan, tapi bukanlah awan hitam berujung hujan yang berguna bagi insan di dunia? Awan sulit ditebak pergerakannya, karena dia hanya menuruti apa yg telah menjadi kodratnya, meurut pada angin, pada sang penciptanya. Seperti kamu , kamu akan selalu taat pada-Nya. 

Awanpun nyata, tetapi bukan sesuatu yang bisa dipegang, sama seperti nilai kehidupan. Begitu pula denganmu , selalu memberi nilai kehidupan untukku, untuk semua orang yang pernah mengenalmu. 

Segala hal di dunia ini memiliki makna dan arti tersendiri. Sama seperti dirimu dan awan. Aku mengartikannya hampir mirip. Aku menggambarkanmu seperti awan putih , bersih.  

there are some pictures of cloud that i captured with you view weeks ago :")














Tidak ada komentar:

Posting Komentar