Jumat, 19 April 2013

Dan, Aku merindukanmu

"Dan aku merindukanmu"

Tiga kata itu mengukir prasasti janji di setiap butir gerimis.
"Aku rindu kamu"
Menimbang dan seterusnya.
Memperhatikan dan seterusnya.
Merindukan dan kau pasalnya.

Dan,
Selalu ada rindu yang mengemuka setiap kali kutulis
"tanpamu"

Dan,
Karena rindu itu kata kerja
Aku tak pernah berdiam diri

"Tanpamu" itu semakin menjepit ruang mimpi dan kenyataan ketika aku ditelan kesedihan
Serahkan saja pada malam, dan biarkan mimpi memulai kisahnya.

Dan,
Begitu tiba ditempatmu biasa bermanja, rinduku terluka.

Dan, 
Rindu itu terluka karena mengeja inchi bahagia 
yang kau pagutkan di batas nyata dan mimpi

Dan,
Ketukan palu itu jatuh kepadaku
Sebagai terdakwa yang merindukanmu

Dan, 
berangkat dari titik nol, mengejar satu mimpi
Bersamamu, ini lebih berarti.

Dan, 
Hai kamu :)
Ku titipkan peluk hangat yang memanas tungku
Lugu menggebu
Tulus melumat malammu

Dan,
Dari mataku, bahagiapun memendar tersipu tiap kali kutulis "denganmu"

Dan, 
Bahkan kata "dengan" pun, aku mampu membawa pulang bahagia itu
Asal ada "mu" di awal dan di akhir "ku" 

Dan, 
Lebih dari pantas aku merindukanmu ketika air matamu menderas karena bahagia itu sendiri

Dan,
Aku timbun kenangan di ladang anggur. Saat panen tiba aku ingin berpesta dan mabuk bersamanya. Selogis-logisnya rindu itu menempatkan logika di urutan kedua atau ketiga. Nomor satunya; kamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar