Rabu, 10 April 2013

Aku Ada di sini karena Kebencian

"Aku ada disini karena kebencian"

Kata-kata itu terus terngiang di kepalaku. Aku begitu terpana akan kata-kata yang diucapkannya berminggu-minggu lalu, sehingga tak mampu menghapus suara itu. Kata-kata itu mempunyai arti yang besar bagiku. Aku berharap seandainya saja ia tak pernah mengucapkan kata-kata itu, mungkin sekarang aku akan hidup dengan lebih ceria.
Semua berawal dari pertemuanku dengannya. Akhirnya momen itu kualami. Tapi sekarang, aku menyesali keinginan itu.

"hey, sadar,"

"eh, yah. Apa?,"

"kamu ini melamun terus dari tadi! Ada apa?,"

Aku ingin menceritakan semua masalahku padanya. Namun aku tak sanggu mengucapkannya barang sepatah katapun.

"Tidak, tidak ada apa-apa,"

"Aku sudah mendapatkannya,"

"Mendapatkan apa?,"

"Aduh , masak kamu lupa. Nomor teleponnya si 'itu',"

"oh, ya. Mana?"

"Nih,"

Di rumah, aku memencet nomor yang tertera pada tulisan dalam kertas yang ia berikan kepadaku.

"halo?"

"Bisa berbicara dengan Troy?"

"Bisa, tunggu sebentar"

"halo?"

"halo, ini Troy?"

"Ya, ini siapa ya?"

Aku begitu terpana akan suaranya. Sehingga tak mampu berkata-kata. Maka telepon pun ku tutup. Aku kembali memikirkannya. Begitu ingin aku berkenalan dengannya. Banyak cerita yang begitu menakjubkan tentangnya. Sejak itu aku aku selalu menjadi salah tingkah setia kalu aku melihatnya. Begitu bodohnya aku.

Hidup terus berjalan walaupun ku tidak menginginkannya. Bumi terus berputar walaupun aku berusaha menghentikannya. Manusia terus bergerak walaupun halangan menghadang.
 
Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa hidupku seperti ini? Namun aku tak kunjung mendapatkan jawaban dari-Nya. Aku terus menunggu dan menunggu. Ia tak pernah menampakkan diri-Nya kepadaku.

Kebencian datang menyerang jiwaku dari segala penjuru. Dosa ambil alih pikiranku dan otakku. Aku tidak lagi berdaya. Aku lemah, dan kusadari itu. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa.

Manusia yang hidup hanya dibenci oleh orang lain tidaklah hidup. Aku termasuk dalam salah satunya. Aku tidak tahu lagi apa yang telah aku perbuat. Aku tidak tahu lagi apa yang sedang ku perbuat. Aku tidak tahu lagi apa yang akan ku perbuat.

Kehidupan hanya sekali. Itu yang sering diucapkan orang-orang kepadaku. Aku tidak setuju. Hidup adalah kekal. Hidup tak pernah berkhir. Hidup itu itu abadi. Tak pernah kubayangkan aku hidup hanya untuk membuat makam bagi kebencian. Namun itulah kenyataannya.

Mungkin Tuhan sudah beberapa kali masuk ke jiwaku. Namun aku mengacuhkan-Nya, namun aku menolak-Nya, namun aku menjauhi-Nya. Seperti itulah hidup yang kujalani.

"Aku ada di sini karena kebencian..."

Tak pernah kusangka akan kudengar kata-kata seindah itu. Tak pernah ku sangka akan kudengar kata-kata sesuai denga diriku. Tak ku sangka akan ku dengar kata-kata yang begitu merasuk ke dalm jiwaku.

Arti dari kata-kata itu tidak ku ketahui hingga aku menyadarinya. Arti dari kata-kata itu tidak ke sadari hingga aku menemukannya. Arti dari kata-kata itu tidak ku temukan hingga aku mengetahuinya.

Aku tahu apa yang harusnya kuperbuat, namun aku melakukan yang lain. Aku tahu apa yang harusnya kuperbuat, namun aku tidak melakukannya. Tidak pernha aku berlaku sesuai dengan yang seharusnya kulakukan. Tak pernah aku begitu membahagiakan orang lain.seperti aku tak pernha membahagiakn diri sendiri.

Aku selalu membuat orang lain sedih. Aku selalu membuat orang lain tidak merasa bahagia. Aku selalu membawa kebencian bagi orang lain atas diriku. Kebencian yang datang karena tingkahku. Kebancian yang datang karena kelakuanku. Kebencain yang datang karena kata-kata yang keluar dari mulutku. 

Akhirnya aku mendapatkan jawaban daripada-Nya. Aku pun menyebarkan perasaan ini kepada orang lain yang bernasib sama denganku. Aku akan menyebarkan dimana pun kuberada, karena hanya dengan itu orang yang benar-benar mebutuhkan kata-kata itu akan mendapatkannya.

Kan kuberitakan pada dunia.

"Aku ada di sini karena kebencian..."







Tidak ada komentar:

Posting Komentar