Rabu, 17 September 2014

Terik Siang ini Enggan Memberi Kabar Tentangmu

Ini tentang bagaimana aku jatuh cinta padamu. Sederhana, hanya dalam satu genggaman tulusmu saat aku terjatuh. Dari dulu memang kau pengganggu dan aku yang selalu merindu. Rasa ini sungguh membelenggu sehingga ingin rasanya ku bertemu denganmu. Ah, saat-saat itu. Sungguh ingin ku mengulangnya. Disaat rinduku memuncak, kau selalu hadir di hadapanku. Tapi sekarang? Sudahlah, lupakan. 

Aku suka dibagian kamu bilang, "aku cetak banyak gol loh, di pertandingan futsal tadi. Kamu gak nonton sih, itu gol buat kamu". Kamu begitu mahir mendribel bola dengan kakimu di rumput hijau. Dan dalam genggaman dan dekapan, kamu meninggalkan kenangan seakan semua berjalan sesuai dengan keinginan.

Tapi aku benci saat menunggumu datang, berharap mentari menyemangatiku untuk terus menunggumu dan tak pernah lelah. Tapi kau tak juga datang. Aku bisa apa? Ketika terik matahari tak juga tak membawa kabar tentangmu bahkan langit senja enggan mengabarkan bagaimana kabarmu hingga tiba malam yang membisu tentang apa yang terjadi tentang harimu. Pada akhirnya, semakin aku mencintaimu, semakin aku terluka. Sekali lagi, aku tak bisa apa-apa untukmu.

Aku takut menghampiri dan kamu tidak mau memahami.Tolong kemari, aku hanya ingin berdamai denganmu sebelum kau pergi. Damaikanlah hatiku untuk sejenak saja. Tolong. Bisakah kita saling mencintai dan menyapa lagi? Bisakah kita saling mencintai bukan hanya aku yang menyukaimu? Kamu harus tahu apa yang kurasakan. Semoga kamu mengerti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar