Rabu, 11 Februari 2015

Pada Senja yang Sama

Lagi-lagi, senja hari yang sudah lama tak ku temui. 
Entah sudah berapa musim aku sudah tak mengingatmu lagi. 
Aku berada dalam tenang, 
yang meletakkanku kenangan dalam sudut hati yang terdalam dan terjauh. 
Ini senja yang sama saat aku menatapmu terakhir kali. 

Terakhir kali kamu datang, saat aku sudah jengah sekali untuk menanti.
Aku hampir kehilangan pilihan, 
tapi aku tak mau beranjak sebelum kamu kembali. 
Katamu, penantian itu tak pernah lebih berarti daripada kedatangan setulus hati. 

Kamu benar. 
Selama apapun yang kuhabiskan untuk menunggu,
jika tak ada kedatanganmu aku bisa apa? 
Ketika itu , aku sudah bilang tak percaya lagi pada janji. 
Tapi kamu mengucap lagi untuk kuterima seperti sebelumnya.

Senja itu, hujan datang lebih dulu daripada kamu.
Dia memberiku pilihan untuk tidak terlalu kuyup dalam penantian tentangmu.
Lalu aku menikmatinya seolah aku tak sedang menunggumu. 
Kemudian kamu datang dan mengucapkan perpisahan. 

Di musim yang sama kala itu, 
sekarang aku sedang menunggumu.
Bedanya, senja ini terik sekali. 
Hujan tak akan datang sebelum kamu. 
Dan kamu tak akan datang setelahnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar