Sabtu, 25 Mei 2013

Pensi - Wisuda Muda Ganesha 2013 :*


PENSI (23 MEI 2013)


 chandra , dina, ucup, aku, fitri


semoga bisa punya mobil ginian, amin :)




latif sama sindu emang serasi yaa?





WISUDA (24 MEI 2013)















Never forget this day :")

Jumat, 24 Mei 2013

Graduation MG '13

You know how life can be, it changes overnight
It's sunny then raining, but it's all right

A friend like you, always make it easy
I know that you get me, every time

Through every up, through every every down
You know i'll always be around
Through anything you can count on me

All i wanna do is be with you
I just wanna be with you

The sun always be shine
That's how you make me feel
We're gonna be all right
Cause what we have is real
And we will always be together

We'e all in this together
Once we know
That we are. we're all steps
And we see that

Looking forward from center stage to graduation day
Time to get the future started
What we leave what we take with us no matter what
It's something we're a part of we learned to fly
Together side by side
I just hope the rest of my life
Will feel as good as my high school

Who says we have to let it go?
It's the best part we've ever known
Step into the future
But hold on to high school
Let's celebrate where we come from
The friends who've been there all a long just like

Improvisation without a script, no one written is
And now we have the chance to
But someday we'll be looking back the memories we'll have
All the songs that lived through

the best of time
So why leave them behind
Why can't the rest of my life?
Be my like my high school

Now we finally realize
Who we are it just took sometimes
We had to live and to learn to see the truth
That nothing's ever impossible into the future we all free fall
But forever we'll always have high school

Time to party now celebrate 
Because the world's one big stage 
Any part you want can be yours

but the show is never going to close
It's what got us here, we know
High school lives on forever more

All together, makes it better
Memories that last forever

Remember that time
I've heard those word before but now they're mine
Every memory of the sweet sunshine is living in my heart and mine

Every laugh, we share together we still give back
can you believe all the fun we've had
Just getting ready for the other half

You know a friend, becomes a part of you
Life this dream is finally coming true

It's all good, all right 
See you later doesn't mean goodbye
'cause it ain't over there's time to fly
And we're just getting started

Let's celebrate, Life is coming and i can't wait
It's a ride that all of us get to take
We're gonna help each other find our way..











Rabu, 22 Mei 2013

Tidak Ada yang Lebih Magis dari Hujan Sore ini

Tidak ada yang lebih magis dari hujan sore ini. Hujan yang di dalamnya terbungkus satu paket mantra, do'a, rasa, sekaligus memorabilia. Yang di dalam memorabilia itu tersusun rak-rak kenangan yang dibentuk aku, kamu, dan beberapa oleh kita. 

Ada kamu dan seperagkat adegan hujan-hujanan yang terukur kira-kira lima- sampai sepuluh kilometer, yang memaksa dua lengan ini serta merta diharuskan merentang pelukan pada pinggangmu agar tidak kebasahan. Pada sore yang kesian kali kita dipertemukan oleh keadaan.

Tidak ada percakapan. Hanya sesekali tawa kecilku. berderai iring-iringan menembus riuh rendah milik air dari langit yang tumpah, karena cipratan-cipratan partikel bening itu menggelitik kulit ariku sehingga senyumku pecah.

Kita mungkin sibuk-sibuk dengan menyusun kata-kata serta tidak tahu harus bagaimana, sementara hujan telah mengambil semuanya. Beberapa jeda kita biarkan terjadi tanpa pembicaraan, ketika kita menikmai hujan berdua diatas sepeda motor yang kamu kemudikan dengan sangat hati-hati ditemani jas hujan biru tua yang beberapa menit jadi saksi.

Tidak kita sadari, bahwa sebenarnya banyak peristiwa-peristiwa tak terlupakan justru dari hal-hal sederhana yang kadang kita remehkan keadaannya.

Contohnya hujan sore ini, siapa bilang ia terlalu biasa ketika mengguyur kita dengan tanpa rasa bersalahnya? Dalam hatiku, hujan sore ini memeluk penuh imaji dalam diam tentang rindu yang malu-malu untuk sekedar diutarakan. Hujan sore ini menyeduh debar yang rasanya jantungku ingin keluar dari rongga dadanya, diikuti dengan pipi yang tiba-tiba merah merona.

Hingga kuketahui belakangan, bahwa hujan sore ini bersamamu terlalu manis dalam keromantisan yang sebentar tetapi akan selamana direkam memoar.

Kusebut partikel sederhana itu adalah hujan. Hujan sore ini yang menemani perjalanan pulang kita sedari tadi. hujan memang akan tetap menjadi hujan, sementara bagiku, kamu tidak hanya seseorang yang menemaniku kehujanan.

"the best thing one can do when it's raining is to let the rain"

Selasa, 21 Mei 2013

Senja dan Doa

Senja
adalah waktu khusus yang aku siapkan hanya untukNya, Sang Maha, tiada kuasa aku tanpa Dia. tidak bisa aku tanpa hadirNya.dalam senja aku bisa asyik berbicara denganNya, denganNya dan bukan lainnya. Dalam senja aku berkata. Dalam senja kau bersua. Dalam senja aku berdo'a. Berdoa dan meminta setulusnya hanya kepadaNya yang tidak pernah berhenti mencintai ciptaanNya.

Senja
aku menyisihkan menit senjaku hanya untuk Dia. Maaf ya. Baru sebentuk senja yang aku punya. Hanya dalam senja jiwa manusiaku jujur dan apa adanya. Dalam senja semua rasa hadir begitu saja untuk kutunjukkan kepadaNya. maaf aku hanya punya senja. Maaf aku belum mampu memberikan lebih dari senja. Senja adalah saat yang paling aku damba. Bisa dengan romantisnya berbagai duka dan tawa denganNya. Dengan Dia, Sang Maha yang selalu memahami tanpa banyak bertanya.

Senja
ijinkan aku diam dan meresapi semua. hidupku ini tidak lama. Hidupku ini tidak ada apa-apanya. Hanya dalam senja aku bisa diam dan meninggalkan dunia nyata. Hanya dalam senja aku denganNya bisa bercengkrama tanpa gangguan pihak lainnya. Senjaku mahal harganya. Oleh sebab itu , senjaku hanya untuk Dia, satu-satunya yang aku cinta tiada tara.

Senja
maaf Kamu Yang Maha. Aku belum bisa memberi apa-apa. bahkan memberikan waktu pun aku berpikir setelah berjuta-juta. Padahal Kau memberikan waktuMu dengan cuma-cuma. Maafkan yaa. Aku akan terus belajar pada senja tentang cinta, kekasih cinta, dan mencinta. Aku berdoa di senja, aku bermunajat lewat senja. Waktu teduh senja semoga ada artinya. 

Terimakasih telah memberikan kesempatan berdoa setulusnya..

Senin, 20 Mei 2013

2 Cangkir Teh dalam Senja yang Menjingga, Sendu

Kita berkhayal,
Tentang beberapa puluh tahun kedepan. Tentang hidup. Tentang usia. Tentang keadaan yang membiarkan kita, pun mengalirkan kita begitu saja.

Juga tentang waktu, yang akan menuakan kita sedemikian rupa dalam hangatnya setiap kenangan. yang juga akan terlewat begitu saja., yang mungkin membiarkan kita bersama. Atau mungkin telah menbiarkan kita terpisah jauh tak tahu dimana.

Aku mengimajinasikan kita duduk di teras depan menikmati dua cangkir teh yang penuh terisi, masih ada kepul asap diatasnya, teh dengan dua setengah sendok gula, seperti biasanya. Kemudian kita akan membicarakan tentang senja yang menjingga sore itu.

Sendu...

Mencelotehkan tentang oranye yang terkombinasi ungu, kemudian malu karena mencumbui biru yang sebegitu lugu. Merasai manis teh yang masih tersisa di cangkirku. Menghujani sore denga renyah tawa yang terlempar begitu saja karena kau berhasil menggelitik dengan rautmu yang lucu.

Dan kau akan terus mengulang lelucon yang sama, sedangkan aku akan terus menertawai hal yang sama. Tak kan ada yang berubah. Tak kan ada rasa bosan. Bahkan teh yang baru saja di seduhkan masih sama seperti kemarin-kemarin setia menemani dalam keadaan kita masih bersama.

Kemudian aku terjaga, menyadari kau menatapku teduh mengisyaratkan dua cangkir teh siap untuk diseduh kembali dengan teh yang baru. Lalu, ku biaskan satu sneyum untukmu.

Selalu, sore yang seperti itu.

"Aku mencintai setiap imajiku, karena disana terbayang sore, teh, jingga, senja, juga kamu"

Sabtu, 18 Mei 2013

Senja

Ah, senja. 
Kau selalu saja bisa membuatku melupakan rasa kecewa, 
kecewa terhadap bintang, 
kecewa terhadapnya.
 Terkadang kekecewaan itu bisa membuat kau membenci atau bahkan lebih tegar.

Terserah, terserah kau memilih yang mana.
 Mungkin rasa kecewaku membuatku hampir membenci.
 Namun rasanya, aku tak ingin membenci, tak baik.

Lalu aku kemudian mengadahkan kepalaku,
 menatap senja yang perlahan memudar menjadi hitam pekat. 
Lalu mencoba mengikhlaskannya,
lalu megisinya dengan ketegaran.

Tentu saja saat ini aku tak ingin membenci,
aku hanya kecewa.

Lalu mugkin,
biarkan aku dengan senja sesaat lagi.

Jumat, 17 Mei 2013

Yogyakarta :')

Jogja , ah kota ini. Terlalu banyak kenangan disana. Kenapa aku tak memilih jogja sebagai tujuan hidupku setelah ini? Supaya aku ada alasan untuk kembali dan ada sesuatu yang bisa dirindukan setiap waktu. Di kota ini kamu pergi , dan (mungkin) juga di kota ini kau kembali. Tak tahukah kau? Disini masih ada segumpal hati yang membutuhkanmu, menyayangimu dengan segenap jiwa raga. Kau telah kembali menyatu dengan_Nya.

Di kota ini aku menabung duka, membangun gunung nestapa, mengurai kepasrahan, mengail secercah harapan.  Nyaman dan penuh kenangan tersembunyi. Terlalu sering kau kesana , dan akhirnya kau memilih kota itu sebagai kota kepergianmu.

Malioboro penuh pernik kreativitas,
Beringharjo penuh pilihan belanja yang berkualitas,
Candi Prambanan tampilkan karya luhung anak bangsa,

Kraton Yogya buktikan eksis sejak dahulu kala,
Yogyakarta ingatkan lagu Katon Bagaskara,
Parangtritits ingatkan tembang Ebiet G Ade,
Malioboro ingatkan jejak Emha Ainun Najib,
Kaliurang ingatkan tanggungjawab Mbah Marijan,
Monumen jogja kembali ingatkan ibukota RI di sini,
UGM ingatkan kaum cendikiawan Indonesia,
Taman lampion ingatkan ku padamu,
Yogyakarta ingatkan ku padamu, selalu..

[backsound]
Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu. Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku. Bersahabat penuh selaksa makna. Terhanyut aku akan nostalgia, saat kita sering luangkan waktu, nikmati bersama suasana jogja. Di persimpangan langkahku terhenti, ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera. Orang duduk bersila.
Musisi jalanan mulai beraksi, seiring laraku kehilanganmu. Merintih sendiri ditelan deru kotamu. Walau kini kau tlah tiada, tak kembali. Namun kotamu hadirkan senyummu abadi. Izinkanlah aku untuk selalu pulang lagi, bila hati mulai sepi tanpa terobati.


Jumat, 10 Mei 2013

Penyemangat

Setiap pagi , kau di balik penyemangat itu
aku selalu bisa menebaknya pukul berapa sapaan itu sampai,
lalu ketika tak ada aku merasa sepi

aku merasa tak tahu harus berkeluh kesah pada siapa kalau bukan kau,
harus bercerita kepada siapa kalau bukan kau,

aku tak tenang kalau aku tak tau kau sedang apa disana,
aku berjanji akan mendoakanmu baik-baik saja,
aku bersumpah aku akan baik-baik saja jika kau baik-baik saja,

meskipun kau tak denganku,
kau harus tahu tentang ini, agar aku tak harus terus terang denganmu,
cukup kau baca, lalu esok kau harus mengerti.

Rabu, 08 Mei 2013

Isyarat Tanpa Jawab

Aku pikir, semuanya memang sudah berakhir.
Pohon yang tumbang itu sudah rebah ke tanah. Hanya akarnya yang masih tinggal. Baik akarnya yang masih tegar menghujam ke bumi atau batang pohon yang tumbang itu, tak menunjukkan isyarat tuk bersatu lagi; menegakkan "janji pepohonan" unuk saling melengkapi diri dan hidup meneduhi alam.

Padahal, siapa yang tak ingin bertahan dalam keharmonisan hidup? Tak tahukah kita bahwa akar yang tertebas dan pohon yang tercabut itu masih punya dan sama-sama menginginkan untuk bersatu kembali ?!

Tetapi, entah kapan. Entah di musim semi atau musim gugur atau tidak sama sekali.
Tapi terkadang, musim suka membawa sesuatu yang tak terduga, Menggelitik dedaunan itu menghijau kembali dan tunas-tunas muda tumbuh lagi, untui kita tebas lagi (?)

Senin, 06 Mei 2013

Perjalanan Sunyi

Tak pernah ku tahu mengapa hidupmu berlalu begitu cepat. Beberapa pernyataan tentang kemana mata harus diarahkan, dan untuk apa pikiran mesti dipekerjakan. Jika semua telah terecap oleh indra dan nalar, adalah ceceran kebingungan yang tak pasti. Sedikitkan menawarkan obsesi, lantas menguapkan ilusi. Dan dimana tongkat eksistensi layak untuk ditegakkan. Jika ini adalah anomali dari perjalanan arah hidup, kapan dan bagaimana ini harus dihentikan.

Setiap materi yang mengisi ruang sadar, seolah tak pernah ingin memberikan jeda untuk berhenti sejenak untuk sekedar melepas penat. Semua menggumpal dalam darah dan sesekali menyumbat diantara jejaring syaraf otak. Luapkan dan bahkan ledakkan imajinasi menjadi satu-satunya alasan, sekedar membuang orgasme yang hambar. Lelah, letih..menampung semua aliran kimiawi itu. Jika saja tubuhku tersedia aliran antimateri, maka persenyawaan baru akan merubah segalanya.

Pergilah kemana hati membawamu. Tagline ini telah menjadi nadi dalam pergerakan wujudku. Pergi...dan pergi...menjadi agenda abadi sampai pada titik persinggahan terakhir. Tapi kemana kaki harus dilangkahkan, dan dimana pula saat ini kaki berpijak. Seolah bumi sedang berjarak, dan atap langit merapatkan diri. Mungkin aku bukanlah aku yang tahu perwujudan akan aku. Jika ini adalah kehilangan akan eksistensi diri, maka kupahami bahwa aku telah mati.

Pendalaman atas kematian telah memberiku jawaban atas segalanya. Mati disaat seluruh unsur kehidupanku terkumpul, terhisap dalam sebuah lubang hitam... lenyap. Mati di kala raga masih menyisakan nafas, mati di kala ego ataupun superego patut dibenamkan dalam-dalam. Tak diperlukan lagi ambisi, harapan, bahkan cinta. Karena kematian adalah ruang dimana materi kimiawi tak mampu bergerak.  Dan pikiran serta imajinasi membeku pada titik bekunya. Kemian itu, menjadi gua pertapaan bagi jiwa yang ingin mencari, dan ia telah sampai pada apa yang dicarinya.

Jika memang masih ada tempat untuk kembali, maka dunia sudah selayaknya berubah dan langit sudah tidak berwarna hitam lagi. Tapi jika ini adalah sisi dunia yang membuatnya damai selamanya, maka ia akan terus menghuninya, menyetubuhinya, menghirup aromanya - hingga Tuhan benar-benar akan memanggilnya.

Kepada Senja itu, dan Kamu

Senja, apakah kamu masih menunggu? Di ujung jalan itu , seperti kemarin.
Senja, jangan melawan rasa itu ! Kamu bisa melukai dirimu sendiri.
Senja, jangan mengatup samapai gerimis datang.
Kuingin menikmati tiap tetes tangisan ini sebagai keindahan.

Senja, dua hal yang kuselipkan di lembaran ceritamu; petermuan dan keterpisahan.
Atau kebalikannya; keterpisahan yang mencumbui pertemuan dan penyatuan di ujung pengakhirannya.
Maka, berjanjilah, Senja.
Kita akan bertemu lagi di sati titik cinta; di suatu hari tanpa nama

Senja, kutandai dengan ramai jalan dengan satu kecup di pipimu.
Bisakah esok kejutan itu datang lagi?
Tahu-tahu rindu menyelinap tanpa rencana.

Senja yang tak terbilang, gentar melawan lesung pipitmu yang membilang-bilang satu rindu, tiba-tiba.
Jejak baru ingin ku pijak.
Di sendu matamu, aku tak ingin beranjak.

Tanpa praduga, tahu-tahu udara dipenuhi bingkai matamu.
Satu demi satu, mengundang sosokmu di dekatku.
Mungkin terdengar lugu, tapi peduli apa?
 

Jumat, 03 Mei 2013

Begitulah Cinta , Beginilah Kita

Begitu sederhana kita memulainya.
Awalnya ku tak tahu kau ada , begitu pula sebaliknya. Perjumpaan kita pertama yang sesaat yang menyekat tatap, menggeletik getarku seketika. Aku mengenalmu kala itu , tapi belum tentu kau mengenalku. Pertemuan singkat itu menghadirkan simpul senyum di pagi dan malamku. Tanpa ragu , ku jatuhkan semuanya padamu tanpa terkecuali. Jangan suruh aku tuk bangkit. Tanpa bimbang, ku cetak prasasti cinta diatas keakuan perasaanku. Tak tahu dengan dirimu.

Begitu bermakna, kita jalani kebersamaan
Selain bahagia , senang , damai, nyaman, aman, apalagi yang bisa ku reka-reka saat bersamamu? Selebihnya adalah damba untuk segera bisa mengukir janji dalam doa-doa yang ditasbihkan. Menjadi dua manusia yang hidup dengan dan atas nama tuhan dan cinta saja. Membela cinta di jalanNya tanpa harus bertanya-tanya.

Begitu lelah, kita mencari arti
Betapa sulitnya memahami apa maksud hati. Betapa sulit mengerti cinta yang menancapkan napas kegelisahandi setiap jejak yang kita pijak. Kau hidup dalam adamu, begitupun aku. Titik temu dua hati yang kita iba-iba dengan peluh dan doa , tak jua menyambut nyata. Tawa, tangis, dan amarah mencetak warna warni nyata dalam barisan cinta yang aku dan kamu coba endapkan, tanpa lelah, tanpa ragu. Tanpa kita sadari lajunya, tahu-tahu lelah itu tiba-tiba menciumi tapal batas pencapainnya.

Begitulah cinta, begitulah kita
Cinta memang tak pernah salah. Cinta yang semestinya menuntun kita menjadi tiang dan jembatan yang saling seia tanpa syarat, ternyata belum juga utuh lebur dalam diri kita. Selain bersandar pada kepercayaan masing-masing, selebihnya kita hanya bisa jalani dan berpasrah dalam doa. Berharap penyatuan setia berjalan di akhir cerita. Tapi jika tidak? Mungkin semestinya kita biarkan cinta dan perpisahan bergandengan dengan segala macam rahasianya